Wednesday, 28 November 2012

Photoshop CS3: Efek Kacamata

Kembali bermain dengan efek diphotoshop, kali ini saya membahas efek dengan dua objek gambar. Seperti biasa, sebelum memulai langkah demi langkah, siapkan dulu objek kemudian buka aplikasi Photoshopnya.

Before

After


Berikut langkah-langkahnya:
1. Masuk ke gambar kacamata dahulu, kemudian seleksi menggunakan Polygonal Lasso Tool, ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. :)


 2. Lalu pisahkan gambar yang telah selesai diseleksi dengan menekan shortcut Ctrl+J.


3. Kemudian siapkan gambar yang akan dijadikan bayangan pada kacamata, yaitu dengan masuk ke gambar yang ingin dijadikan bayangan, lalu klik kanan pada Layer, pilih Duplicate Layer, maka akan muncul dialog Duplicate Layer, kemudian ganti Destination Document ke gambar kacamata tadi, lalu klik OK.


4. Selanjutnya, setelah mengecilkan gambar bayangan dengan Ctrl+T, masukkan gambar bayangan tersebut ke dalam gambar (kaca) yang tadi sudah diseleksi dengan mengklik kanan Layer, lalu pilih Create Clipping Mask.


5. Jika sukses maka gambar bayangan tadi akan kepotong dengan sendirinya.


6. Kemudian tinggal menyesuaikan sesuai selera saja, lebih bagus menggunakan Gradient Tool. :)


»»  READ MORE . . .

Tuesday, 27 November 2012

Photoshop CS3: Efek Rock 'n Roll

Kembali berbagi tentang Efek-efek Magis Photoshop, kali ini akan saya tampilkan cara membuat efek Rock 'n Roll atau era Hitam-Putih 80-an.

Before
After

Berikut Langkah-langkahnya :
1. Siapkan 'hidangan' gambar yang akan diberi efek Rock 'n Roll



2. Lakukan Duplicate Layer, shortcutnya Ctrl+J


3. Kemudian klik Channel Mixer, maka akan keluar sub-menu seperti ini



4. Aturlah warna sesuai keinginan Anda,dan jangan lupa untuk mencentang Monocrome atau mau mengikuti langkah saya seperti ini


5. Jika sudah selesai langkah ke-4, pindahkan Layer Channel Mixer ke bawah Layer 1


Dan selesai, jika benar hasil editing akan nampak seperti gambar ini :)


»»  READ MORE . . .

Monday, 26 November 2012

Menilik Sedikit Taktik Rafa Benitez

Terlalu dini memang untuk menilai dan mengkritik taktik dan strategi yang diterapkan oleh “suksesor" Di Matteo, Rafa Benitez. Karena masa kerjanya baru saja dimulai beberapa hari saja, dengan persiapan hanya beberapa hari saja sebelum melakoni laga “Big Match” melawan Juara Bertahan Premier League 2011/2012, Manchester City.



Dari pertandingan Chelsea FC v Manchester City di Dtamford Bridge kemarin, bias saya bilang cukup mumpuni dan lumayan memuaskan. Namun dilihat dari skema permainan sebenarnya tidak jauh beda dengan skema permainan era Di Matteo. Semua komposisi pemain yang diturunkan Rafa pada malam itu semuanya sama dengan komposisi yang sering diturunkan oleh Di Matteo pada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Mungkin yang berbeda hanya dari segi pertahanan yang diterapkan Rafa malam itu yang membedakan dengan Di Matteo pada pertandingan-pertandingan sebelumnya.

Tidak seperti biasanya, pertahanan Chelsea pada pertandingan malam itu yang dipimpin oleh David Luiz dan Ivanovic sangat disiplin sekali dan begitu rapat, sehingga memaksakan Roberto Mancini untuk mengganti 2 strikernya yaitu Aguero dan Edin Dzeko yang masing-masing diganti oleh Carlos Tevez dan Mario Balotelli. Begitu juga dengan 2 Bek sayap Cesar Azpilicueta dikanan dan Ashley Cole disisi kiri, mereka Nampak begitu disiplin dan sangat seimbang ketika menyerang dan bertahan, apalagi Azpi yang termasuk ‘debutnya’ malam itu melawan tim besar sekelas Manchester City, setelah hanya turun beberapa menit pada laga ‘kontroversial’ melawan Manchester United yang diwarnai dengan 2 ‘hantu’ RedCard di kubu Chelsea.

Dilini tengah masih dengan duet Mikel-Ramires. Keduanya malam itu Nampak tidak begitu menonjol dalam membantu penyerangan. Mungkin ada instruksi khusus dari Rafa untuk lebih membantu pertahanan ketimbang menyerang. Ini dapat dilihat dari peran Mikel yang jarang sekali melewati garis tengah lapangan, Ramires pun hanya sesekali membantu penyerangan, itu pun ‘hanya’ dari Counter Attack saja.

Sedang dilini depan Chelsea, malam itu Nampak kehilangan ‘taringnya’. Terlihat kombinasi serangan dari Hazard-Oscar-Mata kurang menyatu. Terlebih Hazard yang Nampak kebingungan mencari posisi ideal untuk memulai serangan yang dengan terpaksa ia digantikan oleh Victor Moses. Sedang untuk Oscar juga sedikit mengalami penurunan dalam segi pergerakan. Di era Di Matteo Oscar nampak leluasa sekali menguasai lapangan tengah Chelsea secara bergantian dengan Mata dan Hazard. Dan untuk Mata sendiri malam itu penampilannya seperti ‘ditugaskan khusus’ untuk mengirim umpan-umpan kepada Torres.

Dan untuk Fernando Torres sendiri masih sama denga pertandingan-pertandingan sebelumnya, yaitu mati kutu dengan bek-bek lawan. Namun penampilannya malam itu sedikit berbeda, dia lebih agresif dalam mencari dan melakukan pergerakan, tidak seperti biasanya yang ‘hanya’ menunggu umpan-umpan cantuk dari lini tengah Chelsea.

Itu sedikit ulasan dari saya mengenai performa pemain per lini. Sedang dari segi strategi dan taktik, Chelsea pada malam itu nampak tampil ‘sedikit defensive’ dari biasanya. Mungkin tujuan dari Rafa Benitez adalah memperbaiki pertahanan dulu kemudian baru lini penyerangan. Ini terlihat dari pertandingan-pertandingan Chelsea sebelumnya yang belum sekali mendapat kemenangan ‘clean-sheet’. Taktik ini mungkin sama dengan yang diterapkan Di Matteo di Liga Champions musim lalu ketika melawan Barcelona di Semi Final dan Muenchen di Final yang banyak menuai kritikan. Dan menurut saya juga sama saja jika dengan Pelatih berbeda tapi taktik dan strategi yang digunakan tetap sama. Tapi terlalu dini juga jika hanya menilai taktik dan strategi Rafa yang hanya dinilai dari satu pertandingan kemarin.

Semoga Chelsea ditangan Rafael ‘Rafa’ Benitez yang hanya sampai akhir musim nanti menuai hasil terbaik dan dapat merengkuh gelar juara seperti apa yang diambisikan selama ini oleh Sang Boss Roman Abramovich. J

»»  READ MORE . . .

Tuesday, 6 November 2012

Sedikit Mengenal Software Desain Grafis

Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.



Grafik adalah segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak. Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik, diagram, tipografi, angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna. 

Desain grafik adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). 

Aplikasi pengolah grafis dibedakan dalam beberapa kelompok sesuai bentuk hasil dan keperluanya, yaitu : 

Aplikasi Pengolah Gambar Vektor/Garis
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah : 
Adobe Illustrator, 
Beneba Canvas, 
CorelDraw, 
Macromedia Freehand, 
Metacreations Expression, 
Micrografx Designer.

Aplikasi Pengolah Bitmap/Pixel/Gambar
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam program-program tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu.
Meskipun begitu, program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggap sebagai kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah: 
Adobe Photoshop, Corel Photo Paint, Macromedia Xres, Metacreations Painter, Metacreations Live Picture, Micrografx Picture Publisher, Microsoft Photo Editor, QFX, Wright Image, Pixelmator, Manga studio, Gimp. 

Aplikasi Pengolah Audio Visual
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll) juga dapat diolah menggunakan program ini. Umumnya, pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain juga dapat dibuat menggunakan aplikasi ini. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: 
Adobe After Effect, Adobe Premier, Final Cut, Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash, Ulead Video Studio, Magic Movie Edit Pro, Power Director .

Mungkin masih ada aplikasi lain yang sekarang digunakan dinegara-negara yang maju perkembangan teknologi infomasinya. 
»»  READ MORE . . .

Monday, 5 November 2012

Membuat foto menjadi kartun dengan teknik Smudge Painting dengan Adobe Photoshop


Sedikit berbagi ilmu tentang Editing Foto dengan Adobe Photoshop, kali ini akan saya bagi ilmu tentang Membuat foto menjadi kartun dengan teknik Smudge Painting.

Langkah Pertama yang harus kita lakukan adalah : 
Install Plug-in terlebih dahulu (Topaz Vivacity, Topaz Adjust dan Nik Software ). Kemudian ikuti langkah-langkah berikut dengan pelan-pelan: 

1. Buka foto yang akan diedit, lalu duplikat foto aslinya (Ctrl+J) kemudian atur Level-nya untuk mengatur terang gelapnya dan untuk pengaturannya disesuaikan dengan foto anda. 
 
         Gambar Asli                                                                 Gambar setelah diatur level

2. Duplikat lagi foto yang sudah diatur levelnya (Ctrl+J) lalu ubah blending-nya menjadi Overlay (supaya tidak over, biasanya dikurangi opacity-nya sesuai dengan selera. Kemudian lakukan merge layers (Ctrl+E). 



3. Jika sudah, mari kita mengarah pada layer object, selanjutnya masuk ke filter -> Topaz Labs -> Topaz Adjust-> kemudian pilih Clarity. Atur sesuai keinginan atau langsung tekan OK. 



4. Kemudian gunakan Smudge Tool dan sesuaikan nilai strength-nya, kalau saya biasanya pakai antara (8% – 16% untuk object dan 40% – 60% untuk Background) untuk ukuran brush-nya menyesuaikan. Kemudian Smudge (gosok) pelan-pelan secara merata sesuai dengan alur object (Jangan sampai over) dimaksudkan agar hasil goresan tidak mempengaruhi detail dari gambar asli. 
Catatan : 
Sebelum proses Smudge, bisa di awali dengan proses posterize terlebih dahulu (jika diperlukan) untuk memecah warnanya. Jadi pada saat Smudge kita bisa tahu ke arah mana kita harus menggosok. 



5. Langkah selanjutnya pisahkan object dan background (dengan cara di seleksi) dengan menggunakan Pen Tool atau Polyganol Lasso Tool. Usahakan seleksinya serapi mungkin. 



6. Setelah Proses Seleksi selesai, masuk ke filter -> Topaz Vivacity -> Topas Clean (atur nilainya sesuai dengan keinginan dan harus benar-benar diperhatikan garis-garis wajah dan body supaya kelihatan lebih real dari efek smudging). 

7. Selanjutnya masuk lagi ke filter -> Topaz Vivacity -> Topaz DeNoise/EQ (atur nilainya sesuai dengan keinginan dan harus benar-benar diperhatikan). 

8. Kemudian ke filter -> Topaz Vivacity -> Topaz Sharpen (atur nilainya sesuai dengan keinginan dan harus benar-benar diperhatikan). 

9. Langkah selanjutnya kita masuk lagi ke masuk ke filter -> Topaz Labs -> Topaz Adjust -> Clarity (untuk mengeluarkan highligth). 

10. Dan untuk finishing touchnya kita gunakan plug-in Nik Software Colour Efek Pro. Pilih Darken/Lighten Center. Kemudian atur nilainya sesuai dengan keinginan. 

11. Masuk ke Software Colour Efek Pro lagi dan gunakan Tonal Contrast (atur nilainya sesuai dengan keinginan). 

Terakhir setelah selesai dengan perjuangan Smudging yang begitu melelahkan, kita berikan dimensi dan pengaturan pencahayaan object menggunakan Burn Tool dan Dodge Tool (seperti mata, alis, hidung, bibir dsb). 



Proses pembuatan Background 

1. Buat layer baru, lalu berikan fill (Ctrl+Del / Alt+Del) warna menyesuaikan, pilih yang cocok dengan object. 



2. Gunakan Brush Tool (cari Wet Media Brushes pilih Large Texture Stroke ) untuk Warna, Opacity dan Flow disesuaikan. Selanjutnya kita explore sendiri sesuai dengan imajinasi kita. 

4. Kita gunakan Smudge Tool (cari Thick Heavy Bruses pilih Flat Bristle ) ukuran dan strength disesuaikan. Langkah ini untuk memberikan efek goresan seperti kuas. (kita gunakan lagi imajinasi dan kreativitas) 

5. Selanjutnya kita masuk ke filter -> Noise -> Add Noise (pilih Uniform, Amount disesuaikan max. 4% saja). 


That's It :)
»»  READ MORE . . .

Sunday, 4 November 2012

The Roman Empire

Artikel ini memang dibuat berdasarkan polemik yang terjadi di tubuh Chelsea saat ini. Dimana para fans mulai terpecah, beberapa –meski merasa sedih– tetap yakin pada keputusan sang pemilik dan sebagian besar lainnya mulai kehilangan kepercayaan pada sang pemilik yang dikenal sadis dalam memecat pelatih papan atas. Sang taipan Rusia memang cukup berdarah dingin dalam memuaskan ambisinya, sebut saja nama-nama besar yang dibuang begitu saja seperti Claudio Ranieri, Jose Mourinho, Avram Grant, Luiz Felipe Scolari, Carlo Ancelotti, Andre Villas-Boas, dan yang terakhir adalah Roberto Di Matteo. Bahkan kemilau rentetan piala yang pernah dipersembahkan oleh Mourinho, Ancelotti, dan Di Matteo tak mampu menjadi alasan, jika sang pemilik sudah menganggap pekerjaan mereka gagal. 



Hal ini membuat kursi pelatih Chelsea saat ini menjadi yang terpanas di dunia, siapapun yang berani menerima pekerjaan sebagai pelatih Chelsea pastinya harus mempunyai persiapan mental yang cukup jika suatu saat nanti mereka disingkirkan begitu saja dari Stamford Bridge. Bahkan gaji besar yang ditawarkan melatih di sana rupanya masih menciutkan nyali Pep Guardiola –yang namanya sempat mencuat sebagai pelatih selanjutnya– sehingga harus berasalan belum mau melatih lagi. 

Abramovich memang lebih terlihat sebagai kaisar di kerajaan adidaya, daripada sekedar seorang pemilik tim sepak bola profesional. Tindakannya memang terlihat sangat arogan, tapi begitulah cara sang kaisar memerintah di kerajaan yang sedang dipimpinnya yang bernama The Roman Empire. Mengutip sebuah pernyataan dari seorang sport caster yang cukup dikenal di negeri ini, Reinhard Tawas melalui akun twitter miliknya: @reinhardtawas: “Di salah satu panel atap Stamford Bridge ada tulisan besar yang tak pernah masuk TV: Roman Empire. Mungkin karena itu dia bertindak seperti kaisar.” Ya, tulisan singkat yang ada di atap stadion itu mungkin menjelaskan semuanya. 

Abramovich saat ini memang selalu menjadi bahan olok-olok dari fans klub rivalnya atas kebiasaan buruknya tersebut, dan yang lebih memperparah adalah olok-olokan tersebut kini datang dari fans Chelsea sendiri. Tapi, adakah yang mampu mengambil sisi positif dari kebiasaan buruk sang pemilik tersebut? 

Fans Manchester City boleh berbangga mempunyai seorang pemilik klub yang kekayaannya jauh melampaui Abramovich, jangan heran bila semua pemain besar dari seluruh penjuru dunia seolah berlomba-lomba ingin merapat ke Etihad Stadium di Manchester untuk mendapatkan gaji spektakuler dan jauh dari apa yang pernah mereka terima sebelumnya. Akan tetapi, apakah pemilik mereka, Sheikh Mansour, sering terlihat di setiap pertandingan untuk menyaksikan tim yang dimilikinya bertanding? Tidak. Anda bisa menghitung dengan jari berapa kali pemilik asal Abu Dhabi itu menyaksikan timnya berlaga. Tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan Abramovich, yang hampir di setiap pertandingan selalu terlihat di tribun menikmati tim kesayangannya bertanding. Bahkan untuk laga tandang sekalipun, ia nyaris tak pernah absen. 

Tak bisa dipungkiri, Abramovich adalah fans nomor satu Chelsea. Ron Gourlay, CEO Chelsea, menegaskan bahwa tidak ada satupun orang yang mencintai Chelsea melebihi dirinya (Roman), dan dia akan melakukan apapun demi mendapatkan banyak gelar. Mungkin karena itu ia sering menginterfensi langsung klub yang dimilikinya, tidak seperti para pemilik klub yang lain yang lebih mempercayakan tugas itu diemban oleh jejeran petinggi klub dengan tugasnya masing-masing. 

Meski terlihat tidak terima atas tindakan semena-mena yang dilakukan oleh sang pemilik, fans Chelsea saat ini masih terlihat dalam situasi yang cukup kondusif. Di dalam lubuk hati mereka sebenarnya cukup sadar atas apa yang sudah dilakukan oleh sang pemilik sejak mengambil alih klub kesayangan mereka dari Ken Bates, pemilik sebelumnya pada tahun 2003 silam. Sejak kedatangan Roman, Chelsea pun menjelma menjadi tim yang sangat ditakuti. Gelar medioker yang kala itu menempel pada tim ini pun mulai luntur, Chelsea berubah menjadi tim yang cukup ditakuti di Inggris, bahkan di Eropa. Prestasi puncaknya adalah pada Mei silam, ketika tim yang tidak diunggulkan saat itu mampu membalikkan keadaan dan menang secara dramatis di Munich atas tuan rumah, Bayern Munich. Yes, their first Champions League trophy, Champions of Europe. 

Kepergian Di Matteo yang sangat mendadak memang menyedihkan buat sebagian besar fans Chelsea, tapi bukankah hal seperti ini sudah biasa di era kepemimpinan Roman? Kepergian Mourinho dan Ancelotti sebelumnya juga sempat memunculkan polemik serupa, namun pada akhirnya itu semua bisa dilewati dan terlupakan dengan sendirinya bukan? Jika anda merupakan fans Chelsea, anda tak perlu takut tim anda tak memenangkan gelar apapun selama tujuh tahun, atau harus menunggu puluhan tahun untuk bisa kembali menjadi yang terbaik di Inggris. Abramovich tak akan membiarkan hal itu terjadi, oleh karena itu mengapa ia terlalu mudah memecat pelatih yang ia anggap gagal, melalui perspektifnya. 

Pelatih anyar The Blues, Rafa Benitez, memang pelatih yang kurang disukai di Stamford Bridge, apalagi ia punya reputasi buruk terhadap Chlelsea saat masih menukangi The Reds melalui komentar-komentarnya kala itu. Namun kini ia adalah bagian dari Chelsea, jika anda benar-benar menyukai tim ini, tentu anda harus menerimanya, suka atapun tidak. Abramovich sudah memberikannya kepercayaan pada pelatih asal Spanyol itu untuk menukangi tim yang dicintainya, dan memang tak ada salahnya kan mencoba? If you never try, you’ll never know. 

Haruskah fans Chelsea membenci Roman setelah apa yang dilakukannya selama ini? Jika anda benar-benar mencintai klub tersebut, pada akhirnya anda pasti mengerti. At Least, cobalah untuk mengerti. Abramovich adalah ujian fans Chelsea yang sesungguhnya, if you really know what I mean. 



So the question is: Which Chelsea fans are you? ‘In Roman We Trust’ or ‘Love Chelsea Hate Roman’? You choose! 

»»  READ MORE . . .

Saturday, 3 November 2012

Teori Dasar Warna


Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai warna yang sangat beraneka ragam. Tetapi, tahukah anda bahwa warna itu terbagi dalam berapa jenis? Secara biologis, mata kita dapat menangkap warna dikarenakan spektrum cahaya yang di pantulkan benda-benda disekeliling kita ke indra penglihatan kita yaitu mata lalu diproses oleh otak kita menjadi warna-warna tertentu sumber cahaya bisa dari matahari atau sumber cahaya buatan. Dalam artikel berikut anda akan mengenal teori tentang warna serta pembagian jenis-jenisnya.


Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.

Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang / sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.

Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.

Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Menurut teori warna dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Warna-warna yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok warna, yaitu Warna Primer, warna Sekunder, warna Tersier dan warna Netral. dan ini diwujudkan dalam bentuk lingkaran warna, lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dicampur dengan warna yang lainnya. Warna primer terdiri dari 3 warna dasar yaitu Red Green dan Blue biasa disingkat RGB atau dalam bahasa indonesia Merah, hijau biru dalam dunia seni rupa dikenal sebagai warna pigmen. Warna lain terbentuk dari kombinasi warna Primer itu sendiri, warna-warna hasil dari 2 warna primer disebut dengan istilah Warna Sekunder dan campuran dari warna primer dengan sekunder disebut warna Tersier. Warna-warna tersebut jika digolongkan lagi menjadi dua golongan yaitu warna cahaya dan warna cetak RGB sendiri merupakan jenis warna primer dari cahaya warna-warna RGB biasa kita temui dari digital visual seperti Televisi atau monitor komputer dll. sedangkan yang digolongkan dengan warna primer cetak terdiri dari Cyan, Magenta, Yellow dan Black warna-warna ini biasa ditemukan pada industri percetakan atau printing dihasilkan dari kombinasi tinta dan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada buku, billboard, poster dan media cetak lainnya.

Merupakan hasil pencampuran dari warna-warna primer dengan perbandingan 1:1. Pencampuran tersebut menghasilkan warna baru yang dinamakan warna sekunder. Kita lihat pencampuran warna berikut :
  • Kuning + merah = orange
  • Kuning + biru = hijau
  • Biru + merah = ungu 
Warna tersier adalah hasil pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Kita lihat contoh campuran berikut
  • Kuning + orange= kuning orange (golden yellow)
  • Merah + orange= merah orange (burnt orange)
  • Kuning + hijau= kuning hijau (lime green)
  • Biru + hijau= biru hijau (turquoise)
  • Biru + ungu= biru ungu (indigo)
  • Merah+ ungu= merah ungu (crimson)
Warna netral adalah hasil pencampuran dari warna primer, warna sekunder dan warna tersier. Warna netral ini tidak mengarah ke tiga warna utama tersebut karena pencampuran warna bisa dalam komposisi yang berbeda.

Warna juga mendefinisikan karakter seseorang secara umum, seperti warna-warna berikut :
  • Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
  • Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
  • Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
  • Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta.
  • Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati-hati
  • Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
  • Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan,pasukan perdamaian,kepuasan
  • Pink, warna yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali
  • Orange, warna yang identik dengan musim gugur, penuh kehangatan, halloween.
  • Coklat, warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi
  • Ungu, warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan, Barney (tokoh boneka berwarna ungu)
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga sebagai atribut warna meliputi :
  • Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
  • Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
  • Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
»»  READ MORE . . .

Thursday, 1 November 2012

Inilah Desain Grafis

Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.



Grafis adalah segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak. Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik, diagram, tipografi, angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna.

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).

Aplikasi pengolah grafis dibedakan dalam beberapa kelompok sesuai bentuk hasil dan keperluanya, yaitu :

Aplikasi Pengolah Gambar Vektor/Garis
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
Adobe Illustrator, Beneba Canvas, CorelDraw, Macromedia Freehand, Metacreations Expression, Micrografx Designer

Aplikasi Pengolah Bitmap/Pixel/Gambar
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam program-program tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu.

Meskipun begitu, program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggap sebagai kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah:
Adobe Photoshop, Corel Photo Paint, Macromedia Xres, Metacreations Painter, Metacreations Live Picture, Micrografx Picture Publisher, Microsoft Photo Editor, QFXWright Image, Pixelmator, Manga studio, Gimp

Aplikasi Pengolah Audio Visual
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll) juga dapat diolah menggunakan program ini. Umumnya, pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain juga dapat dibuat menggunakan aplikasi ini. Yang termasuk dalam kategori ini adalah:
Adobe After Effect, Adobe PremierFinal Cut, Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash, Ulead Video Studio, Magic Movie Edit Pro, Power Director

Mungkin masih ada aplikasi lain yang sekarang digunakan dinegara-negara yang maju perkembangan teknologi infomasinya.
»»  READ MORE . . .