Monday 26 November 2012

Menilik Sedikit Taktik Rafa Benitez

Terlalu dini memang untuk menilai dan mengkritik taktik dan strategi yang diterapkan oleh “suksesor" Di Matteo, Rafa Benitez. Karena masa kerjanya baru saja dimulai beberapa hari saja, dengan persiapan hanya beberapa hari saja sebelum melakoni laga “Big Match” melawan Juara Bertahan Premier League 2011/2012, Manchester City.



Dari pertandingan Chelsea FC v Manchester City di Dtamford Bridge kemarin, bias saya bilang cukup mumpuni dan lumayan memuaskan. Namun dilihat dari skema permainan sebenarnya tidak jauh beda dengan skema permainan era Di Matteo. Semua komposisi pemain yang diturunkan Rafa pada malam itu semuanya sama dengan komposisi yang sering diturunkan oleh Di Matteo pada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Mungkin yang berbeda hanya dari segi pertahanan yang diterapkan Rafa malam itu yang membedakan dengan Di Matteo pada pertandingan-pertandingan sebelumnya.

Tidak seperti biasanya, pertahanan Chelsea pada pertandingan malam itu yang dipimpin oleh David Luiz dan Ivanovic sangat disiplin sekali dan begitu rapat, sehingga memaksakan Roberto Mancini untuk mengganti 2 strikernya yaitu Aguero dan Edin Dzeko yang masing-masing diganti oleh Carlos Tevez dan Mario Balotelli. Begitu juga dengan 2 Bek sayap Cesar Azpilicueta dikanan dan Ashley Cole disisi kiri, mereka Nampak begitu disiplin dan sangat seimbang ketika menyerang dan bertahan, apalagi Azpi yang termasuk ‘debutnya’ malam itu melawan tim besar sekelas Manchester City, setelah hanya turun beberapa menit pada laga ‘kontroversial’ melawan Manchester United yang diwarnai dengan 2 ‘hantu’ RedCard di kubu Chelsea.

Dilini tengah masih dengan duet Mikel-Ramires. Keduanya malam itu Nampak tidak begitu menonjol dalam membantu penyerangan. Mungkin ada instruksi khusus dari Rafa untuk lebih membantu pertahanan ketimbang menyerang. Ini dapat dilihat dari peran Mikel yang jarang sekali melewati garis tengah lapangan, Ramires pun hanya sesekali membantu penyerangan, itu pun ‘hanya’ dari Counter Attack saja.

Sedang dilini depan Chelsea, malam itu Nampak kehilangan ‘taringnya’. Terlihat kombinasi serangan dari Hazard-Oscar-Mata kurang menyatu. Terlebih Hazard yang Nampak kebingungan mencari posisi ideal untuk memulai serangan yang dengan terpaksa ia digantikan oleh Victor Moses. Sedang untuk Oscar juga sedikit mengalami penurunan dalam segi pergerakan. Di era Di Matteo Oscar nampak leluasa sekali menguasai lapangan tengah Chelsea secara bergantian dengan Mata dan Hazard. Dan untuk Mata sendiri malam itu penampilannya seperti ‘ditugaskan khusus’ untuk mengirim umpan-umpan kepada Torres.

Dan untuk Fernando Torres sendiri masih sama denga pertandingan-pertandingan sebelumnya, yaitu mati kutu dengan bek-bek lawan. Namun penampilannya malam itu sedikit berbeda, dia lebih agresif dalam mencari dan melakukan pergerakan, tidak seperti biasanya yang ‘hanya’ menunggu umpan-umpan cantuk dari lini tengah Chelsea.

Itu sedikit ulasan dari saya mengenai performa pemain per lini. Sedang dari segi strategi dan taktik, Chelsea pada malam itu nampak tampil ‘sedikit defensive’ dari biasanya. Mungkin tujuan dari Rafa Benitez adalah memperbaiki pertahanan dulu kemudian baru lini penyerangan. Ini terlihat dari pertandingan-pertandingan Chelsea sebelumnya yang belum sekali mendapat kemenangan ‘clean-sheet’. Taktik ini mungkin sama dengan yang diterapkan Di Matteo di Liga Champions musim lalu ketika melawan Barcelona di Semi Final dan Muenchen di Final yang banyak menuai kritikan. Dan menurut saya juga sama saja jika dengan Pelatih berbeda tapi taktik dan strategi yang digunakan tetap sama. Tapi terlalu dini juga jika hanya menilai taktik dan strategi Rafa yang hanya dinilai dari satu pertandingan kemarin.

Semoga Chelsea ditangan Rafael ‘Rafa’ Benitez yang hanya sampai akhir musim nanti menuai hasil terbaik dan dapat merengkuh gelar juara seperti apa yang diambisikan selama ini oleh Sang Boss Roman Abramovich. J

No comments:

Post a Comment