Terlalu dini memang untuk menilai dan mengkritik taktik dan
strategi yang diterapkan oleh “suksesor" Di Matteo, Rafa Benitez. Karena masa
kerjanya baru saja dimulai beberapa hari saja, dengan persiapan hanya beberapa
hari saja sebelum melakoni laga “Big Match” melawan Juara Bertahan Premier
League 2011/2012, Manchester City.
Dari pertandingan Chelsea FC v Manchester City di Dtamford
Bridge kemarin, bias saya bilang cukup mumpuni dan lumayan memuaskan. Namun dilihat
dari skema permainan sebenarnya tidak jauh beda dengan skema permainan era Di
Matteo. Semua komposisi pemain yang diturunkan Rafa pada malam itu semuanya
sama dengan komposisi yang sering diturunkan oleh Di Matteo pada
pertandingan-pertandingan sebelumnya. Mungkin yang berbeda hanya dari segi
pertahanan yang diterapkan Rafa malam itu yang membedakan dengan Di Matteo pada
pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Tidak seperti biasanya, pertahanan Chelsea pada pertandingan
malam itu yang dipimpin oleh David Luiz dan Ivanovic sangat disiplin sekali dan
begitu rapat, sehingga memaksakan Roberto Mancini untuk mengganti 2 strikernya
yaitu Aguero dan Edin Dzeko yang masing-masing diganti oleh Carlos Tevez dan
Mario Balotelli. Begitu juga dengan 2 Bek sayap Cesar Azpilicueta dikanan dan
Ashley Cole disisi kiri, mereka Nampak begitu disiplin dan sangat seimbang
ketika menyerang dan bertahan, apalagi Azpi yang termasuk ‘debutnya’ malam itu
melawan tim besar sekelas Manchester City, setelah hanya turun beberapa menit
pada laga ‘kontroversial’ melawan Manchester United yang diwarnai dengan 2 ‘hantu’
RedCard di kubu Chelsea.
Dilini tengah masih dengan duet Mikel-Ramires. Keduanya malam
itu Nampak tidak begitu menonjol dalam membantu penyerangan. Mungkin ada
instruksi khusus dari Rafa untuk lebih membantu pertahanan ketimbang menyerang.
Ini dapat dilihat dari peran Mikel yang jarang sekali melewati garis tengah
lapangan, Ramires pun hanya sesekali membantu penyerangan, itu pun ‘hanya’ dari
Counter Attack saja.
Sedang dilini depan Chelsea, malam itu Nampak kehilangan ‘taringnya’.
Terlihat kombinasi serangan dari Hazard-Oscar-Mata kurang menyatu. Terlebih Hazard
yang Nampak kebingungan mencari posisi ideal untuk memulai serangan yang dengan
terpaksa ia digantikan oleh Victor Moses. Sedang untuk Oscar juga sedikit
mengalami penurunan dalam segi pergerakan. Di era Di Matteo Oscar nampak
leluasa sekali menguasai lapangan tengah Chelsea secara bergantian dengan Mata
dan Hazard. Dan untuk Mata sendiri malam itu penampilannya seperti ‘ditugaskan
khusus’ untuk mengirim umpan-umpan kepada Torres.
Dan untuk Fernando Torres sendiri masih sama denga
pertandingan-pertandingan sebelumnya, yaitu mati kutu dengan bek-bek lawan. Namun
penampilannya malam itu sedikit berbeda, dia lebih agresif dalam mencari dan
melakukan pergerakan, tidak seperti biasanya yang ‘hanya’ menunggu umpan-umpan
cantuk dari lini tengah Chelsea.
Itu sedikit ulasan dari saya mengenai performa pemain per
lini. Sedang dari segi strategi dan taktik, Chelsea pada malam itu nampak
tampil ‘sedikit defensive’ dari biasanya. Mungkin tujuan dari Rafa Benitez
adalah memperbaiki pertahanan dulu kemudian baru lini penyerangan. Ini terlihat
dari pertandingan-pertandingan Chelsea sebelumnya yang belum sekali mendapat
kemenangan ‘clean-sheet’. Taktik ini mungkin sama dengan yang diterapkan Di
Matteo di Liga Champions musim lalu ketika melawan Barcelona di Semi Final dan
Muenchen di Final yang banyak menuai kritikan. Dan menurut saya juga sama saja
jika dengan Pelatih berbeda tapi taktik dan strategi yang digunakan tetap sama.
Tapi terlalu dini juga jika hanya menilai taktik dan strategi Rafa yang hanya
dinilai dari satu pertandingan kemarin.
Semoga Chelsea ditangan Rafael ‘Rafa’ Benitez yang hanya
sampai akhir musim nanti menuai hasil terbaik dan dapat merengkuh gelar juara
seperti apa yang diambisikan selama ini oleh Sang Boss Roman Abramovich. J
No comments:
Post a Comment