Manusia bisa menegakkan harga dirinya bila bisa hidup dengan bermodalkan kejujuran. Kejujuran adalah soal harga diri ?
"Ah, kata siapa," begitu kata nafsu.
"Lihatlah mereka yang jujur. Hidupnya jadi susah.
Lihat yang lainnya, mereka sudah bisa beli ini dan bisa beli itu.
Orang bisa menegakkan harga dirinnya kalau ia lepas kejujuran.
Tidak apa-apa bohong demi kekayaan,
memangnya nggak mau, memangnya nggak bosan miskin?" kata nafsu lagi.
Begitulah bila nafsu yang bicara. Dia akan mencari jalan pintas apapun, yang dapat membuatnya terpuaskan.
Ujung-ujungnya, bukan kepuasan yang didapat, bukan kemuliaan yang didapat, malah penyesalan dan kehinaan.
Bila hidup dengan standar manusia, boleh jadi kita terperangkap dengan tema-tema kesuksesan dan kesenangan berwajah materi.
Mobil mewah, rumah mewah, serba ada, bisa jalan-jalan keluar negeri, bisa berlibur ketempat-tempat yang indah adalah sebagian bentuk dari wajah materi. Bila kita mencari kebahagiaan dan kesenangan pada apa yang disebut diatas, boleh jadi kita akan menggadaikan kejujuran.
Coba kita hidup dengan standar ilahi. Kaya boleh, tapi menjadi kaya dengan usaha dan doa, menjadi kaya tanpa meninggalkan ibadah dan keimanan.
Kebahagiaan dan kesenangan di mata Tuhan adalah bila mendapatkan ridha-Nya. Untuk mendapatkan ridha-Nya, kita harus hidup mulia, hidup terhormat, dan mengusung nilai-nilai iman dan takwa. Kita tidak akan menjadi hina, hanya karena kita miskin di dunia, sebab kita kaya hati. Hidup kita cukupkan dengan pemberian dari Allah.
Kita tidak takut karena tidak untung. Justru orang-orang mukmin khawatir keuntungan perdagangannya menjadi tidak berkah bila tidak jujur. Untuk apa senang bila kemudian harus menderita. Untuk apa hidup kaya, kalau jauh dari keberkahan.
Mari kita sama-sama jaga harga diri dengan memelihara kejujuran. Bukan harga diri di mata manusia, tapi harga diri di mata Allah. Biar Allah yang mengangkat derajat kita. Dia punya berjuta cara misterius dalam memuliakan hamba-hamba-Nya yang saleh. Wallahu a'lam.
"Sesungguhnya dunia akan diwarisi mereka yang berjalan lurus" (QS. Al-Anbiya' : 105)
"Lihatlah mereka yang jujur. Hidupnya jadi susah.
Lihat yang lainnya, mereka sudah bisa beli ini dan bisa beli itu.
Orang bisa menegakkan harga dirinnya kalau ia lepas kejujuran.
Tidak apa-apa bohong demi kekayaan,
memangnya nggak mau, memangnya nggak bosan miskin?" kata nafsu lagi.
Begitulah bila nafsu yang bicara. Dia akan mencari jalan pintas apapun, yang dapat membuatnya terpuaskan.
Ujung-ujungnya, bukan kepuasan yang didapat, bukan kemuliaan yang didapat, malah penyesalan dan kehinaan.
Bila hidup dengan standar manusia, boleh jadi kita terperangkap dengan tema-tema kesuksesan dan kesenangan berwajah materi.
Mobil mewah, rumah mewah, serba ada, bisa jalan-jalan keluar negeri, bisa berlibur ketempat-tempat yang indah adalah sebagian bentuk dari wajah materi. Bila kita mencari kebahagiaan dan kesenangan pada apa yang disebut diatas, boleh jadi kita akan menggadaikan kejujuran.
Coba kita hidup dengan standar ilahi. Kaya boleh, tapi menjadi kaya dengan usaha dan doa, menjadi kaya tanpa meninggalkan ibadah dan keimanan.
Kebahagiaan dan kesenangan di mata Tuhan adalah bila mendapatkan ridha-Nya. Untuk mendapatkan ridha-Nya, kita harus hidup mulia, hidup terhormat, dan mengusung nilai-nilai iman dan takwa. Kita tidak akan menjadi hina, hanya karena kita miskin di dunia, sebab kita kaya hati. Hidup kita cukupkan dengan pemberian dari Allah.
Kita tidak takut karena tidak untung. Justru orang-orang mukmin khawatir keuntungan perdagangannya menjadi tidak berkah bila tidak jujur. Untuk apa senang bila kemudian harus menderita. Untuk apa hidup kaya, kalau jauh dari keberkahan.
Mari kita sama-sama jaga harga diri dengan memelihara kejujuran. Bukan harga diri di mata manusia, tapi harga diri di mata Allah. Biar Allah yang mengangkat derajat kita. Dia punya berjuta cara misterius dalam memuliakan hamba-hamba-Nya yang saleh. Wallahu a'lam.
"Sesungguhnya dunia akan diwarisi mereka yang berjalan lurus" (QS. Al-Anbiya' : 105)
*Sumber: DuniaBolaFacebook
No comments:
Post a Comment